REMBANG – Harga garam di Kabupaten Rembang meroket hingga menyentuh harga Rp. 1.800 sampai dengan Rp 2.200 per kilogram. Meski banyak tengkulak yang mencari barang, tetapi para petani garam sementara memilih menimbun sampai dengan harga yang cocok.
Kenaikan harga garam diperkirakan terjadi karena sebagian petani menghentikan produksi. Pasalnya, Kabupaten Rembang sudah memasuki musim penghujan. Sehingga stok garam di tingkat petani menjadi berkurang.
Salah seorang petani garam di Desa Kabongan Kidul, Kecamatan Rembang, Santoso, mengatakan, sebagian petani yang tidak memiliki modal untuk menggunakan teknologi geomembran memilih beralih lahan tambak untuk ternak ikan bandeng.
Menurutnya panas matahari sekarang sulit untuk mendapatkan hasil garam yang maksimal. Jika panas normal setiap lima hari petani garam sudah pasti panen. Namun belakangan ini membutuhkan waktu lebih dari itu.
“Ini sebagian kita alihkan ke tambak udang mas, karena untuk produksi sulit karena gak ada panas. Kalau petani punya modal yang bisa pakai plastik,” katanya.
Santoso memperkirakan harga garam di tingkat petani masih akan mengalami kenaikan. Karena memang faktor cuaca. Sehingga sebagian pemilik gudang memilih menunda untuk menjual garamnya.(Asmui)