Penyakit Demam Berdarah Dengue yang masih mengancam saat sekarang ini menjadi perhatian Wakil Bupati Rembang Mochammad Hanies Cholil Barro’. Dinas Kesehatanpun didorong melakukan upaya ekstra dalam penanganannya.
Hal itu disampaikan Wabup Hanies kepada reporter CBFM usai apel bersama jajaran Dinas Kesehatan, Rabu (5/1/2022).
Wabup mengatakan tak hanya di Rembang saja, di kabupaten lain kasus DBD mengalami peningkatan saat ini. Banyak penderita DBD yang didominasi anak- anak kini menjalani perawatan di rumah sakit.
“Saya tadi sudah minta fogging , karena fogging ini juga bisa mencegah meskipun yang terbunuh hanya nyamuk dewasa. Kemudian 3 M kita kampanyekan kembali, ” ujarnya.
Selain upaya tadi, kesadaran masyarakat masyarakat akan kebersihan lingkungan juga perlu dikampanyekan. Karena tak jarang ada sampah atau tempat yang ternyata menjadi tampungan air dan dapat digunakan nyamuk Aedes aegypti bertelur.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan dr Ali Syofi’i menuturkan pihaknya sudah mengirimkan surat kewaspadaan DBD kepada puskesmas dan kecamatan. Dalam surat tersebut berisi tentang menggalakan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
“Kita ada gerakan satu rumah satu jumantik , kemudian kita memberdayakan pramuka saka bhakti husada untuk turun ke rumah- rumah di daerah yang ada kasus DBD nya. Mereka langsung aksi 3M langsung di lapangan, ” ungkapnya.
Ali Syofi”i mengingatkan kepada masyarakat untuk rajin menguras bak kamar mandi, setidaknya seminggu sekali. Pasalnya daur hidup dari jentik nyamuk dari telur menjadi dewasa sekitar tujuh hari.
Lebih lanjut , ada cara lain jika ingin menghemat air yakni dengan cara memberikan bubuk abate atau ikan. Terkait serbuk abate , karena anggaran Dinas Kesehatan untuk abate terbatas, pengadaannya bisa diback up dengan dana desa. Namun jika warga ingin membeli secara mandiri bisa didapatkan di toko – toko kimia.
Tahun 2021 kemarin total ada sekitar 170an kasus DBD. Dari ratusan kasus itu ada 6 pasien yang meninggal. (Dari Rembang Mifta melaporkan)