Wakil Bupati Rembang, M. Hanies Cholil Barro mengingatkan agar semua pihak untuk memperhatikan gizi bagi anaknya agar tumbuh kembang dengan baik.
Menurutnya stunting merupakan ancaman bagi bangsa Indonesia saat menghadapi bonus demografi. Bonus demografi artinya jumlah penduduk usia produktif lebih banyak jika dibandingkan dengan usia non produktif.
“Kita ketahui bersama stunting adalah ancaman. Ancaman bagi kita pada saat nanti Indonesia menghadapi bonus Demografi. Dimana usia produktif lebih dominan dari pada usia non produsktif,” jelasnya.
Lebih lanjut Gus Hanies menyebut anak yang lahir pada tahun 2020an, nanti akan menjadi generasi emas bangsa Indonesia. Maka jika usia produktif terpapar stunting maka maka dapat mengancam keberlangsungan kemajuan negara ini. Bonus demografi tersebut akan terjadi pada tahun 2045.
“Kalau usia produktif terpapar stunting kita tidak bisa berharap banyak terhadap kemajuan negara. Pada tahun 2045 kita Indonesia akan memasuki Indonesia emas. Ini akan menjadi taruhan negeri ini. Jadi SDM harus kita siapkan,” bebernya.
Saat ini kata Gus Hanies Pemerintah Kabupaten Rembang tengah gencar giat penurunan Stunting. Jumlah angka Stunting di Rembang diperkirakan tinggal 11,7 persen berdasarkan timbang serentak September 2022 lalu. Sedangkan pemerintah Kabupaten Rembang ditarget oleh Pemerintah Pusat angka Stuntingnya harus diangka14 persen pada 2024.
“Penurunan angka Stunting menjadi program nasional. Presiden melalui lembaga pemerintahan dan Kementerian untuk fokus penurunan stunting,” pungkasnya.
Artinya jika pada tahun 2022 lalu jumlah angka stunting sudah di angka 11,7 maka dapat dikatakan Kabupaten Rembang sudah melampaui target yang ditentukan pemerintah pusat.
Namun belum puas sampai sana, Tim Penurunan Stunting di Rembang memiliki target penurunan Stunting diangka satu digit. (Asmui/Msd)
