Masyarakat diharapkan terus berperan aktif mempercepat penurunan angka pada kasus stunting (anak kerdil akibat kekurangan gizi kronis). Sebab, hal itu terbukti efektif menurunkan angka stunting yang masih ada sampai sekarang.
Ketua Tim Penurunan Stunting Kabupaten Rembang, M. Hanies Cholil Barro, mengatakan penurunan angka stunting memerlukan peran berbagai pihak. Termasuk 27 desa yang menjadi Lokus penurunan stunting di Kota Santri.
“Kita saat ini sudah 13,9 persen menurut timbang serentak di Februari 2022 kemarin. Tapi kita ditarget turun di angka 14 persen pada 2024. Tapi tim kita punya target sendiri. Paling tidak 11 persen atau kalau tidak turun ke satu angka ini harapan kita,” kata Gus Hanies Wakil Bupati Rembang.
Kata Wakil Bupati Rembang itu, penurunan angka stunting di 27 desa tersebut terjadi merata. Hal itu berkat kekompakan tim penurunan kasus stunting di Kabupaten Rembang.
“Kita asal kompak aja, semua berjalan dengan baik, dari PKK, Telponi dan lain-lain kita kompak untuk ini,” tabahnya.
Diakui, keterlibatan pihak dalam penanganan stunting terus bermunculan. Bahkan ada program pengasuhan anak stunting, dengan bantuan berupa pemberian makanan tambahan.
Pelatihan pengolahan ikan agar menjadi makanan yang digemari oleh ibu hamil, dan anak dibawah usia 2 tahun. Ikan yang dikonsumsi terdiri dari ikan air tawar dan ikan laut. Keduanya adalah makanan sumber protein yang sangat penting untuk pertumbuhan tubuh. Ikan mengandung 18 % protein terdiri dari asam-asam amino esensial yang tidak rusak pada waktu pemasakan. Kandungan lemaknya 1 sampai 20 persen lemak yang mudah dicerna serta langsung dapat digunakan oleh jaringan tubuh.
Apalagi Kabupaten Rembang dikenal sebagai salah satu Kota penghasil ikan di Jawa Tengah. Sehingga stok ikan cukup melimpah, dan harus dikonsumsi oleh masyarakatnya sendiri. (Asmui/Msd)