REMBANG – Sebagian besar nelayan di Kabupaten Rembang memilih menyandarkan kapalnya di dermaga untuk sementara waktu. Kapal-kapal dengan kapasistas 30 Gross Ton itu untuk sementara waktu tidak berlayar karena gelombang tinggi.
Seperti di bibir pantai Tasikagung, Kecamatan Rembang, untuk sementara para awak kapal melakukan aktifitas sambil menunggu ombak kembali normal. Mereka memperbaiki jaring, atau mengecat kapal yang sudah usang.
Kondisi serta pemandangan seperti ini sudah berlangsung hampir dua pekan. Nelayan hanya bisa pasrah dengan keadaan.
Salah seorang nelayan di Desa Tasikagung, M. Nurwidodo mengatakan ombak di laut bisa mencapai 3 sampai 4 meter. Kondisi tersebut sudah biasa terjadi setiap Desember sampai dengan januari.
“Kalau musim Desember menjelang Januari ombak ya sangat besar. Saat ini ombak di laut bisa mencapai 3 sampai 4 meter. Kita juga gak bisa melaut karena izin berlayar juga gak keluar,” jelasnya.
Untuk menutup kebutuhan sehari-hari juragan kapal biasanya memberikan dana talangan sampai dengan para awak kapal kembali melaut.
Ia menyadari kondisi tersebut sudah terjadi setiap akhir sampai dengan awal tahun. Sehingga nelayan hanya bisa pasrah dengan keadaan alam.
“Yang punya kapal yang tau lah. Ada komisi untuk nelayan yang jaga perahu, kalau nelayan kecil ya begitulah,” tambahnya.
Jika cuaca sedang tidak bersahabat, biasanya pihak sahbandar tidak akan mengeluarkan ijin untuk berlayar. Tanpa ijin berlayar, perbekalan Bahan Bakar Minyak dan es tidak bisa masuk ke kapal. (Asmui/Msd)