REMBANG – Tingginya gelombang laut di pesisir utara Kabupaten Rembang membuat nelayan setempat enggan melaut untuk menangkap ikan.
Mereka cenderung lebih banyak beraktivitas pada pekerjaan sampingan, memperbaiki jaring atau kapal yang rusak.
Nelayan enggan melaut karena angin kencang, dan ombak tinggi. Selain berbahaya untuk berangkat, sebagian nelayan yang nekat berangkat juga kembali pulang dengan tangan hampa, alias tanpa hasil.
Para nelayan yang kembali pulang karena mempertimbangkan keselamatan dalam bekerja. Ada yang sudah seminggu berlayar harus pulang karena tidak ada hasil yang didapat.
Salah seorang nelayan yang dijumpai di sekitar pelabuhan Tasik Agung Rembang, Senin siang, (30/01) mengaku memilih pasrah. Karena gelombang tinggi merupakan faktor alam.
“Ya mau gimana lagi mas ini alam kok ya kita pasrah aja,” tambahnya.
Menurut data dari Kasat Polairud Polres Rembang AKP Sukamto, para nelayan di Rembang hampir 2 bulan tidak melaut karena pergantian musim dan cuaca buruk. Gelombang yang ada di laut cukup tinggi. Sekitar 2,5 meter sehingga sangat berbahaya jika nekat berlayar.
“Kemarin itu yang sudah berangkat melaut itu pada pulang mas. Mereka sudah seminggu menebar jaring tapi ombak besar dan mengutamakan keselamatannya,” jelas Sukamto.
Diperkirakan gelombang tinggi masih akan terjadi seminggu ke depan. Terhitung sejak 30 Januari sampai dengan 5 Februari 2023 mendatang. Untuk itu nelayan dihimbau untuk tidak melaut sesuai dengan arahan dari pemerintah.(Asmui/Msd)