Desa Waru Kecamatan Rembang punya cara tersendiri untuk menggelar takbir keliling. Biasanya takbir keliling digelar menggunakan kendaraan pick up atau truk, namun di Desa Waru menggunakan miniatur truk.
Kepala Desa Waru, Daryono, Minggu (1/5) menyampaikan kegiatan takbir keliling menggunakan miniatur truk digelar untuk mengakomodir keinginan pemuda, tokoh agama dan komunitas miniatur truk di desanya. Pasalnya sudah 2 tahun momen takbir keliling vakum akibat pandemi covid-19.
Meski judulnya takbir keliling, lanjut Daryono, kegiatan tersebut hanya sebatas keliling di Desa Waru. Mulai dari jalan ujung Selatan hingga ke ujung Desa Waru kurang lebih sepanjang 2 kilometer.
“Kami mengakomodir temen-temen pemuda dan tokoh agama, karena beberapa tahun ini tidak ada kegiatan. Sehingga apapun itu harus kita beri wadah dan kita akomodir. Daripada nanti mereka liar sampai kemana-mana, tidak biosa dikendalikan,” terangnya.
Selain momen takbir keliling, saat puasa ramadan komunitas miniatur truk juga berkeliling untuk membangunkan sahur warga setempat. Menurutnya hal itu cukup bagus, menghibur dan bermanfaat bagi warga sekitar.
Khusus untuk menyambut hari kemenangan ini, kata dia, para peserta takbir keliling diwajibkan hanya mengumandangkan irama takbir dan lagu-lagu religi. Sementara untuk lagu dangdut sangat dilarang karena sangat tidak etis jika dibawakan pada momen takbiran ini.
“Tidak boleh memutar lagu dangdut dan sebagainya, bukan kami tidak suka dangdut tetapi karena ini adalah momen takbir keliling yang dikumandangkan juga takbir. Kemudian setelah selesai harus pulang kerumah masih-masing. Tidak boleh keluar desa,” ucapnya.
Daryono menambahkan, ada kurang lebih 20 miniatur truk yang meramaikan takbir keliling di Desanya. Semuanya adalah milik warga Desa Waru sendiri yang komunitasnya terbentuk sekitar 2 tahun lalu.