REMBANG – Seorang pelajar perempuan di Kabupaten Rembang, pada bulan Agustus ini dikeluarkan dari sekolah. Dikeluarkannya siswi tersebut karena ketahuan di chat HP-nya yang bersangkutan terindikasi kuat menjual diri.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz menyampaikan rasa keprihatinan mendalam, karena belakangan ini dampak negatif HP dan media sosial semakin terasa.
“Ada anak sekolah dikeluarkan, karena di chating HP nya ini melacurkan diri, sudah menjual diri. Coba bayangkan kalau anak sekolah sudah begitu, bagaimana kita nanti ke depan,“ imbuhnya.
Bupati mengungkapkan perilaku negatif yang mayoritas dipengaruhi oleh HP maupun media sosial ini, harus menjadi perhatian serius oleh semua pihak agar bersama-sama memberikan edukasi, termasuk dari sisi agama.
Namun Bupati mengajak agar kritik disampaikan dengan santun, sehingga di era Medsos ini tetap memperhatikan akhlak dan etika.
“Jangan kritik dengan cara bebas, akan buat kegaduhan. Meskipun dari sisi keilmuan tidak apa-apa, tapi ada ada kerawanan bentrokan antar saudara, ini yang harus kita hindari. Di era digitalisasi, tetap mengedepankan akhlak. Nggak boleh melupakan itu,“ bebernya.
Hafidz menilai kalau soal masyarakat mengkritik pemerintah melalui media sosial, baginya tidak masalah. Pasalnya, pemimpin itu harus dikritik dan rakyat punya hak untuk mengkritik demi kemajuan daerahnya.(Masudi/CBFM)