REMBANG – Mungkin belum banyak yang tahu jika Perahu kuno yang ditemukan di Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang, pada 2008 silam diperkirakan berasal dari abad ke-7. Sejumlah peneliti berpendapat parahu itu lebih tua dari Candi Borobudur. Pakar menyebut perahu itu berada di lokasi tersebut bukan karena karam, melainkan rusak.
Hal tersebut diungkapkan Sekretrais Desa Punjulharjo, Ubaidillah kepada wartawan. Menurutnya dari sejumlah pakar yang datang ke desa setempat sudah melakukan penelitian baik kayu maupun benda yang ditemukan di dalam kapal tersebut.
“Penemuan ini menjadi penting bagi kami. Setelah diteliti balai arkeologi dari ijuk untuk mengikat dari karbon diketahui perahu ini dibuat sekitar abad ke-7,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Sub Koordinator Sejarah, Museum, dan Cagar Budaya pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Rembang, Retna Dyah Radityawati mengatakan kapal tersebut diperkirakan digunakan untuk aktifitas perdagangan dari luar nusantara yang ingin masuk ke pelosok wilayah Rembang.
“Bukan karam atau bagaimana, tapi perahu itu rusak bocor akhirnya ditinggalkan, biasanya di bibir sungai,” ujarnya.
Lokasi museum perahu kuno terdapat sungai bernama Kiringan. Sehingga lokasi penemuan perahu kuno itu diduga bekas bibir sungai yang dipakai hilir mudik perahu dan tempat berlabuh.
Berdasarkan data penelitian yang telah dilakukan, perahu itu dibuat oleh orang Nusantara tetapi dipakai untuk berdagang orang dari Indochina.
Hal itu terkonfirmasi dari temuan barang-barang yang ada dalam perahu tersebut. Misalnya temuan patung dan peralatan keperluan hidup yang ada di dalam perahu.(Asmui/Msd/CBFM)