REMBANG – Kelangkaan gas LPG 3 Kilogram masih dirasakan masyarakat Kabupaten Rembang. Atas kondisi tersebut, tidak sedikit masyarakat yang mengeluh susahnya mendapatkan gas subsidi dari pemerintah itu.
Menanggapi permasalahan tersebut, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Dindagkop dan UKM) Kabupaten Rembang, Mahfudz mengungkapkan permasalahan langkanya gas LPG 3 Kilogram salah satunya disebabkan adanya budaya panic buying.
Berdasarkan survei yang dilakukan Dindagkop, kebanyakan masyarakat memiliki stok gas LPG 3 Kilogram lebih dari 1 tabung. Sehingga hal tersebut mengakibatkan stok gas LPG 3 Kilogram di pangkalan berkurang.
“Menurut survei kami itu, di rumah ada 2 bahkan sampai 3 (tabung gas LPG 3 Kilogram) yang ready. Kalau itu ready di rumah kan di pangkalan kosong,” kata dia.
Untuk itu dirinya meminta kepada masyarakat untuk tidak panic buying dengan menyimpan terlalu banyak cadangan gas LPG 3 Kilogram di rumah.
Disamping itu pihaknya sangat mendukung program subsidi tepat dengan menerapkan pembelian gas LPG 3 Kilogram menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) atau data dari agen dan pangkalan.
Dirinya menilai, program subsidi tepat seperti ini bisa seperti nantinya bisa seperti membeli bahan bakar minyak (BBM) di SPBU. Artinya warga yang tergolong mampu tidak bisa memanfaatkan subsidi yang diperuntukkan untuk warga tidak mampu.
“Besok ke depan dengan sistem ini (subsidi tepat) nanti akan meminimalkan potensi-potensi masyarakat menyimpan tabung gas yang ready di rumah,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, pembelian gas LPG 3 kilogram menggunakan KTP di Kabupaten Rembang masih dalam tahap NIK. Dan belum bisa dipastikan kapan program subsidi tepat itu ditetapkan di Rembang.(Rendy/Msd/CBFM)