Mewabahnya penyakit mulut dan kaki (PMK) pada beberapa sapi di Kabupaten Rembang berimbas pada menurunnya daya beli masyarakat akan daging sapi dipasaran. Tidak sedikit dari masyarakat menganggap bahwa penyakit tersebut dapat membahayakan kesehatan.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM (Dindagkop UKM) Rembang, Mahfudz membenarkan bahwa banyak pedagang daging sapi yang mengeluhkan turunnya daya beli masyarakat akibat PMK. Namun dirinya menegaskan masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya wabah PMK.
Sebab, menurut para ahli penyakit PMK yang dapat menyerang sapi, kambing, kerbau, domba, babi, kuda dan hewan ruminansia lain sejatinya tidak zoonosis atau tidak menular ke manusia.
Dengan begitu, lanjut dia, keberadaan hewan-hewan dengan infeksi PMK tidak akan menularkan virusnya kepada manusia. Sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait penyebaran virus PMK.
“Terkait adanya PMK bagi pedagang daging memang ada keluhan dari temen-temen pedagang jika omsetnya menurun. Cuman ini kan hanya kekhawatiran masyarakat, namun berdasarkan sumber yang valid bahwa penularan PMK ke manusia ini tidak terjadi,” terangnya.
Dirinya juga memastikan daging yang dijual oleh pedagang di Kabupaten Rembang aman dari virus PMK. Pasalnya Pemkab Rembang sudah menghimbau kepada peternak sapi untuk sementara tidak membeli sapi dari wilayah dengan sebaran PMK tinggi.
Jika masyarakat masih khawatir, daging sapi yang hendak dikonsumsi bisa dimasak dengan syarat perlakuan yang benar. Seperti merebus daging dan jeroan selama 30 menit di air mendidih sebelum diolah.
“Kita dalam proses memasak daging ini memang harus mengikuti standar-standar agar kuman, bakteri dan virus itu bisa mati dengan suhu-suhu tertentu,” bebernya.
Meski demikian pihaknya tetap menghimbau kepada para pedagang daging agar menyembelih sapi yang dalam kondisi sehat saja. Agar kekhawatiran masyarakat bisa berkurang di tengah mewabahnya PMK.
