REMBANG – Diduga depresi ibu pembunuh bayi anak kandungnya sendiri, akhirnya ikut bunuh diri. Hal itu disampaikan oleh Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Rembang, AKBP. Suryadi, kepada wartawan, di Markas Kepolisian Resort setempat, Rabu (10/5).
Kapolres mengatakan ibu pembunuhan bayi setelah diketahui mengalami depresi, diobservasi di Rumah Sakit Jiwa. Setelah 1 hari, diobservasi, wanita tersebut ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri di kamar mandi ruang observasi.
“Ibu itu bunuh diri dengan mengikatkan tali di lehernya, dengan seutas tali perban warna putih di ruang observasi,” imbuhnya.
Ia menjelaskan ada dugaan karena depresi berat sehingga ibu dua anak ini, memanfaatkan kelengahan petugas, untuk mengakhiri hidupnya.
Sebelumnya, pada Selasa (9/5) sekitar pukul 06.30, datang seorang ibu dengan berjalan kaki membawa seorang bayi dengan cara digendong menggunakan selendang atau jarik datang ke Kepolisian Sektor (Polsek) di Rembang, lalu menyampaikan meminta tolong untuk menguburkan bayi yang digendong tersebut. Pada saat tersebut diketahui perilaku dan bahasa pelapor, sering berubah ubah dan cenderung meracau seperti orang depresi.
Sehingga oleh Petugas di Polsek tersebut, setelah melihat kondisi bayi laki-laki yang ada di dalam gendongan ibu itu, sudah membiru pucat dan dalam kondisi meninggal dunia, sehingga petugas melakukan interograsi. Akhirnya wanita 27 tahun itu, mengakui telah membunuh bayi yang digendong tersebut yang merupakan anak kandungnya sendiri dengan cara di cekik lehernya.
“Kami mendapatkan informasi bahwa mendapati laporan seorang ibu ini adalah depresi. Pada saat lahir, kurang lebih 1 bulan. Bahwa anak ini mengalami kelainan menderita sebuah penyakit. Pada saat disusui, anak ini tidak mau menyusui. Ibu ini kemudian stres,” ujarnya.
Kapolres mengungkapkan terdorong rasa malu, akibat bayi yang dilahirkan 1 bulan yang lalu tersebut memiliki kelainan sejak lahir. Sehingga bayinya dicekik.(Dari Rembang Masudi/CBFM)