REMBANG – Desa yang mengalami kekurangan air bersih di Kabupaten Rembang, mengalami peningkatan. Pasalnya, pada hari Kamis (31/8) terdapat 13 desa dari 9 kecamatan, namun pada Senin (4/9) menjadi 22 desa dari 13 kecamatan kecuali kecamatan Sale.
Subkor Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, Zainal Abidin mengatakan bertambahnya desa yang mengalami kekurangan air bersih karena adanya dampak dari El Nino.
“Dengan adanya El Nino itu, Kabupaten Rembang terdampak juga,” ujarnya
Ia menerangkan 22 Desa yang mengajukan permintaan droping air bersih yaitu Desa Pranti Kecamatan Sulang, Desa Wiroto Kecamatan Kaliori, Desa Temperak Kecamatan Sarang, Desa Lemah Putih Kecamatan Sedan, Desa Banyuurip Kecamatan Gunem, Desa Logung Kecamatan Sumber dan Desa Gedangan Kecamatan Rembang.
Sementara itu di Kecamatan Sluke yaitu Desa Sanetan dan Desa Manggar. Kecamatan Lasem yaitu Desa Sendangasri dan Desa Gowak. Kecamatan Kragan yaitu Desa Woro dan Desa Sumbergayam. Kecamatan Pamotan yaitu Desa Mlagen dan Desa Segoromulyo. Kecamatan Pancur yaitu Warugunung, Kedung dan Kalitengah.
Selain itu 4 desa di Kecamatan Bulu yaitu Pondokrejo, Jukung, Lambangan Kulon dan Desa Warugunung.
Zainal mengungkapkan untuk pendistribusian air bersih di desa yang mengalami kekeringan, tidak dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Rembang melalui BPBD, tetapi semua perusahaan swasta juga ikut berperan untuk mengatasinya.
“Ada yang mengusulkan ke BPBD, ada yang melalui lembaga yang lain. Tapi kebanyakan mengusulkan ke kita,” bebernya.
Zainal menyebutkan 2 dari 22 desa yaitu Desa Logung dan Desa Mlagen penanganan kebutuhan air dipenuhi oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. Sedangkan Desa Manggar pengiriman air melalui CSR salah satu perusahaan di Rembang.
“Untuk status kedaruratan bencana saat ini, Rembang masih siaga bencana kekeringan,” pungkasnya.(Masudi/CBFM)
