Jarang diketahui bahwa cairan urine kelinci yang dikenal berbau serta dianggap sebagai limbah yang tak berguna dapat menghasilkan cuan yang lumayan. Seperti yang dilakukan Aris Sucipto, Warga Desa Ngadem, Kecamatan Rembang, yang bisa meraup uang jutaan rupiah dari menjual urine kelinci.
Sebenarnya Aris memiliki peternakan kelinci hias yang kandangnya terletak di Desa Pragu, Kecamatan Sulang. Selain mendapatkan keuntungan dari menjual kelinci, dirinya juga meraup cuan dari menjual urine kelinci.
Disebutkannya, satu galon urine kelinci dengan kapasitas 15 liter biasa dia jual dengan harga Rp. 60 ribu. Dengan jumlah kelinci yang dimilikinya sebanyak 60 ekor, mampu menghasilkan 1 galon urine setiap hari.
Jika ditotal, setiap bulan dirinya mampu mendapat cuan Rp. 1.800.000 hanya dari urine kelinci saja. Belum ditambah dengan omset dari jualan anakan kelinci di angka Rp. 5 juta per bulan.
“Limbah urine kelinci sama kotorannya bisa kita jual buat ganti pakannya. Kalau untuk urine kelinci per galon kita rata-rata Rp. 60 ribu,” kata dia.
Setiap hari, di kandangnya selalu ada pengepul yang datang untuk membeli urine kelinci yang sudah tertampung seharian. Rata-rata pembelinya merupakan para petani yang ada di daerah setempat.
“Bisa dijadikan untuk pupuk tanaman, untuk segala jenis tanaman bagus untuk pakai pupuk itu. Bisa jadi pestisida alami. Nanti itu diproses, difermentasi baru diaplikasikan ke tanaman,” terangnya.
DIrinya menambahkan, semua bagian dari kelinci bisa dimanfaatkan semuanya. Bahkan tidak sedikit ada permintaan daging kelinci untuk dijadikan obat. (Dari Rembang Rendy Teguh Wibowo melaporkan)