REMBANG – Produksi tembakau tahun ini terancam bakal alami penurunan. Tak optimalnya produksi karena faktor cuaca hujan yang masih terus berlangsung di hampir seluruh daerah di Rembang. Intensitas curah hujan diperkirakan bakal terus terjadi hingga akhir Juli tahun ini.
Hal itu diperkirakan bakal mempengaruhi produksi tembakau karena penanaman dan panen hanya bisa maksimal dilakukan saat musim kemarau.
Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang Agus Iwan Haswanto baru-baru ini.
“Selama ini ada dua jenis tembakau yang memiliki periode tanam berbeda. Tembakau untuk jenis cerutu ditanam pada musim kemarau menghadapi musim penghujan, sedangkan tembakau untuk jenis rokok ditanam pada musim hujan menuju musim kemarau. Karena ini masih Lanina curah hujan masih tinggi,” kata Agus.
Menurutnya, produksi tembakau sempat mengalami hambatan karena curah hujan tergolong tinggi. Curah hujan tinggi pada awal masa tanam, kata dia, menyebabkan produksi tembakau cenderung stagnan dan rawan mengalami kemunduran saat masa panen tiba.
“Ketika musim panen dan ternyata basah itu kita khawatir mundur. Kalau untuk pertumbuhan memasuki panen itu harus kering,” katanya.
Meski demikian, masa tanam tembakau musim penghujan tidak boleh terlalu basah. Adapun, panen tembakau selama 3-4 bulan itu paling baik dilakukan pada musim kemarau.
Ia berharap musim penghujan tahun ini dan kemarau bisa merata sehingga ada kepastian tanam dan panen untuk tembakau. Dengan begitu, lanjutnya, produktivitas tembakau bisa meningkat.(Asmui)