Dampak dari gelombang tinggi yang terjadi di Laut Jawa, beberapa hari hari ini, membuat ratusan nelayan tradisional di Pesisir Pantura Rembang, tidak berani melaut. Nelayan lebih memilih menyandarkan perahu mereka di tepi pantai sambil menunggu cuaca kembali membaik.
Nampak puluhan kapal nelayan kecil dengan perahu kapasitas rata rata 3 gross ton (GT) hanya bisa terparkir di bibir pantai Desa Gegunung Wetan, Kecamatan Rembang.
Salah seorang nelayan di Desa Gegunung Wetan, Dasri, Senin (2/1) mengatakan dengan kondisi cuaca seperti ini ketinggian ombak di perairan utara Jawa bisa mencapai ketinggian 3 meter. Dengan ketinggian ombak seperti itu menurutnya bisa membahayakan keselamatan jiwa.
Dikatakannya para nelayan tradisional di Desa Gegunung Wetan mayoritas merupakan nelayan rajungan. Mereka biasanya mencari rajungan mulai pagi hari hingga menjelang sore hari. Dengan kondisi ini para nelayan hanya bisa menggunakan waktunya untuk memperbaiki alat tangkap.
“Mayoritas nelayan rajungan. Biasanya kalau cuaca baik hasil tangkapan minimal 5 kilogram, kalau paling banyak ada yang sampai 20 kilogram. Kalau tidak melaut seperti ini ya memperbaiki alat,” ujarnya.
Namun di tengah cuaca buruk ada juga sebagian nelayan yang tetap melaut untuk mencari rajungan. Seperti Mulyono, nelayan dari Desa Tasikagung, Kecamatan Rembang yang berlayar dengan jarak hanya 5 hingga 7 kilometer dari bibir pantai.
Dirinya mengaku tidak berani melaut terlalu jauh karena ancaman gelombang tinggi masih mengintai di perairan Laut Jawa. Dengan jarak dan waktu melaut yang terbatas tentu membuat hasil tangkapannya juga menurun.
“Kalau hasil tangkapan berkurang, tangkapannya rajungan. Saya berharap kondisi cuaca dapat normal Kembali dan kami bisa pergi melaut dengan aman,” ucapnya.
Padahal dirinya sudah mendapat informasi terkait kondisi cuaca buruk dan gelombang tinggi di lautan dari BMKG. Namun ia tetap nekat karena untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.(Dari Rembang Rendy Teguh Wibowo melaporkan)