Cuaca panas ekstrem yang melanda wilayah Indonesia khususnya Kabupaten Rembang membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang bersiaga. Sebab selain bencana kekeringan, ancaman kebakaran hingga gangguan kesehatan juga mengintai di tengah cuaca panas seperti saat ini.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Rembang, Sri Jarwati menyampaikan saat cuaca panas, kerawanan bencana yang diantisipasi dan sering terjadi adalah kekeringan dan kebakaran. Disamping itu terik matahari dan suhu udara yang panas juga berpengaruh terhadap kesehatan.
Untuk itu pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah yang tidak terlalu penting mulai pukul 11.00 sampai 14.00 WIB. Masyarakat bisa menjaga kesehatan badan dengan rutin mengonsumsi air putih yang cukup dan makanan yang sehat.
“Kalau tidak penting sekali dengan suhu yang panas akhir-akhir ini saya menghimbau kepada masyarakat kalau tidak penting sekali antara jam 11.00 sampai 14.00 ini masyarakat untuk tidak keluar rumah. Kalau itu memang penting sekali maka saya menghimbau agar masyarakat menggunakan pelindung,” bebernya.
Sementara terkait kerawanan bencana kebakaran saat cuaca panas seperti ini, dirinya meminta masyarakat agar selalu mencabut colokan listrik saat hendak keluar rumah. Selain itu perlu mengganti kabel listrik dengan yang berstandar SNI.
“Karena rata-rata kebakaran yang terjadi di Kabupaten Rembang karena konsleting listrik. Maka saya menghimbau dengan sangat, karena ini memasuki musim kemarau masyarakat agar lebih waspada dan berhati-hati,” ungkapnya.
Dirinya menegaskan, berdasarkan rilis dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca dan suhu udara panas yang terjadi belakangan ini bukan karena gelombang panas. Namun merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.(Dari Rembang Rendy Teguh Wibowo melaporkan)
