Keberadaan pabrik sepatu di Rembang menyerap ribuan tenaga kerja lokal itu, menjadi sorotan publik. Pasalnya, selama 6 pekan terjadi kasus kecelakaan yang mengakibatkan 3 buruh sepatu tewas akibat kecelakaan. Sehingga insiden itu menjadi buah bibir di tengah masyarakat.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz, kepada wartawan, baru-baru ini, mengatakan pihaknya telah menyampaikan usulan penggunaan bus antar jemput karyawan kepada managemen pabrik sepatu sejak beroperasinya pabrik. Dan managemen pabrik telah menyetujui usulan tersebut.
“Dari dulu sudah saya sampaikan ke managemen pabrik sepatu tentang menyediakan layanan antar-jemput, dan pabrik setuju,” Imbuhnya.
Bupati menganggap penyediaan layanan antar-jemput bisa lebih efisien mengatur transportasi para pekerja. Dengan demikian, operasional pabrik berjalan dengan lancar.
Orang nomor 1 di Rembang itu berpesan kepada managemen pabrik untuk menyampaikan kepada karyawan kalau ada fasilitas antar-jemput, supaya pekerja menggunakan fasilitas yang tersedia. Langkah itu juga meminimalisir terjadinya kasus kecelakaan.
“Jangan sampai mengganggu operasional pabrik. Pabrik harus menyampaikan kepada karyawan kalau ada fasilitas antar jemput supaya memakai fasilitas yang diberikan untuk menghindari kecelakaan,” Tuturnya.
Pejabat asal Desa Pamotan Kecamatan Pamotan tersebut mengungkapkan layanan antar-jemput sudah diterapkan pada perusahaan lain dengan karyawan banyak seperti pabrik Semen Gresik, Pembangkit Listrik Tenaga Uap Sluke dan lain sebagainya.
Sebelumnya, dalam 2 bulan terakhir, karyawan pabrik yang didominasi perempuan dan kebanyakan menggunakan kendaraan roda dua saat berangkat kerja itu menjadi korban tabrak lari.
Pada (4/7) terjadi tabrakan melibatkan dua sepeda motor dan truk. Selanjutnya, pada (27/6), terjadi peristiwa tabrak lari di wilayah Kecamatan Pancur. Pada (28/5), motor yang dikendarai karyawan pabrik tersambar bus di wilayah Desa Sumbergirang, Lasem.(Dari Rembang Masudi melaporkan)