REMBANG – Bupati Rembang, Abdul Hafidz, sangat prihatin dengan banyaknya perceraian di Kabupaten Rembang. Hal itu disampaikannya, dalam suatu kegiatan di Pendapa RA. Kartini, hari Rabu (6/7).
Bupati mengatakan pemerintah diminta merespon dengan adanya keberadaan pabrik sepatu. Pasalnya, dengan adanya pabrik tersebut menjadikan suami ditinggal istrinya cerai.
“Mayoritas pekerjane perempuan, akhire” Imbuhnya.
Hafidz menerangkan dari 11 ribu karyawan, 9 ribu diantaranya mayoritas perempuan.
Orang nomor 1 di Rembang ini mengungkapkan karyawan kerja yang dibawa sisir, lipstik, bedak dan minyak. Sehingga menjadi indikasi berubah sikap menuju perceraian.
Di sisi lain menurut Bupati Kabupaten Rembang sebagai Kota Industru saat ini, menjadi salah satu daerah yang dilirik investor.
Hal tersebut kemudian dibarengi permintaan tenaga kerja yang terus membludak. Bahkan, tahun ini saja kebutuhan karyawan pabrik sepatu PT Handal Sukses Karya (HSK) mencapai 5.000-an tenaga kerja.
Sementara, PT Parkland World Indonesia (PWI) membutuhkan 2.000-an tenaga kerja. Padahal sebelumnya, sudah ada sekitar 6.000-an tenaga kerja.
“Niki kula sampun membuka investasi pabrik sepatu 2. Butuh tenagane hampir 15 ribu. Sekedhap malih pabrik tas bekas Bentoel Pasarbanggi mrika, butuh tenaga 2 ribu,” Ujarnya.(Masudi)