Budidaya Tokek Hias Beromset Puluhan Juta

Tokek kerap dianggap menggelikan dan seram bagi sebagian orang. Hewan melata ini memiliki bentuk aneh, dengan bola mata melotot, warna kulit gelap dengan motif bintik-bintik merah, dan agresif.
Namun, berbeda dengan tokek jenis leopard gecko, hewan ini lebih bersifat jinak, bertubuh tambun dan memiliki berbagai warna. Hewan ini paling dicari sebagian kolektor reptil.
Ivan Kurniawan melihat fenomena tersebut sebagai peluang bisnis. Dengan modal awal kurang lebih Rp 1 juta dia memulai bisnisnya.
Ivan mengaku, berawal dari hobinya memelihara hewan reptile, bisnis budidaya tokek hias atau gecko ini sudah ia geluti selama tujuh tahun silam. Saat ini ia sudah berhasil mengembangbiakan ratusan gecko dengan berbagai jenis.
Ivan menyebutkan, untuk gecko yang ia jual dikisaran harga Rp. 100 ribu untuk ukuran masih bayi hingga 15 jutaan ukuran dewasa. Untuk yang harganya  tinggi biasanya jenis gecko tersebut di impor langsung dari luar negeri.
“Gecko ini saya jual dengan harga bervariasi, mulai dari harga Rp 100 ribu hingga Rp 10 Juta per ekornya, harga tersebut tergantung jenis gen dan warna geckonya,” terangnya.
Dalam sebulan, dia dapat meraup keuntungan kotor sebesar Rp 4-5 juta pada saat belum musimnya bertelur. Sementara jika musim bertelur, dalam sebulan ia dapat mengantongi puluhan juta.
“Kalau saat musim berrtelur bisa sampai dua kali lipat keuntungannya,” imbuhnya.
Dimusim pandemi COVID-19 seperti saat ini, lanjut ivan, permintaan gecko meningkat hingga 100 persen. Jika biasanya setiap bulan mampu menjual 25 ekor, kini meningkat menjadi 50 ekor setiap bulannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *