Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, telah memetakan titik rawan terjadi bencana alam. Disebutkan ada empat wilayah di Rembang rawan bencana tanah longsor dan banjir.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Rembang, Sri Jarwati mengungkapkan bencana alam yang sering terjadi di Rembang pada saat musim hujan adalah tanah longsor dan banjir.
Untuk bencana tanah longsor, Jarwati menuturkan, wilayah yang rawan terjadi ada di daerah perbukitan Kecamatan Sluke dan Pancur. Sedangkan bencana banjir daerah yang kerap dilanda yaitu di Kecamatan Kaliori dan Sumber.
Namun terkait bencana banjir yang pernah terjadi sebelumnya pada awal tahun ini, kata Jarwati, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya penanggulangan. Seperti kerja bakti pembersihan sungai. Dari upaya itu Jarwati berharap akan mampu mengurangi jumlah desa yang terdampak, seandainya nanti kembali terjadi banjir.
Jarwati mengimbau kepada seluruh masyarakat, agar mewaspadai segala kemungkinan bencana alam yang bakal terjadi di Kabupaten Rembang selama memasuki musim hujan. Menurut prediksi BMKG, puncak musim hujan di Kabupaten Rembang terjadi pada rentang Januari sampai dengan Februari 2023.
“Ini kan memasuki musim penghujan ya dan direncanakan menurut prediksi BMKG puncaknya adalah untuk Rembang itu Januari-Februari. Wilayah yang rawan terjadi ada di daerah perbukitan Kecamatan Sluke dan Pancur. Sedangkan bencana banjir daerah yang kemarin dilanda itu di Kecamatan Kaliori dan Sumber,” terangnya.
Disinggung soal kesiapan logistik serta peralatan penanggulangan bencana alam, Jarwati menyebut seluruhnya sudah siap dan aman. Termasuk alokasi anggaran dana untuk kebencanaan, Jarwati juga mengatakan sudah siap, hanya saja tidak menyebut nominalnya.
“Kesiapan logistik aman semua, karena kita juga bekerja sama dengan CSR (Corporate Social Responsibility), kalau terjadi apa-apa. Jadi kalau bencana itu kan menjadi tanggung jawab bersama. Semua aman, peralatan sudah aman semua. Dari Provinsi juga mendukung peralatan. Jadi kalau terjadi sesuatu di suatu daerah itu sesama BPBD saling membantu. Relawan diterjunkan, kita bersama-sama. Untuk anggaran tak terduga, peralatan, logistik sudah stay semua,” bebernya.
Berdasarkan data yang dihimpun, Pemkab Rembang mengalokasikan anggaran dana untuk belanja tak terduga pada APBD Perubahan tahun 2022 sebesar Rp 6,1 miliar.
Sementara itu, dalam rangka peningkatan kapasitas relawan, Pemprov Jateng bersama dengan Pemkab Rembang akan menyelenggarakan Kemah Jambore Relawan Penanggulangan Bencana, selama tiga hari dimulai tanggal 5 sampai 7 Oktober 2022.
Acara yang digelar di Kompleks Wisata Pantai Karangjahe, Desa Punjulharjo, Rembang ini diperkirakan akan diikuti sebanyak 1.000 orang relawan dari berbagai kota dan provinsi.(Dari Rembang Rendy Teguh Wibowo melaporkan)