LASEM – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada tahun 2023 nanti akan memasang alat pendeteksi gempa berupa Early Warning System (EWS). Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, Pramujo, ketika ditemui CBFM, di kantornya, baru-baru ini.
Pramujo mengatakan dipasangnya EWS supaya mengetahui aktivitas pergeseran lempengan gempa yang terjadi di sesar Lasem.
“Biar cepat mengetahui adanya kejadian gempa melalui alat EWS. Karena di Rembang ada istilah sesar Lasem,” Imbuhnya.
Pramujo menerangkan pemerintah juga pernah memasang detektor gempa berupa seismograf di Desa Ronggomulyo, Kecamatan Sumber. Alat yang telah dipasang di perbatasan Kabupaten Rembang dengan Kabupaten Pati dan Kabupaten Blora itu dipantau perkembangannya oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geofisika (PVMBG) berpusat di Bandung melalui satelit.
Berdasarkan data dari BMKG, di pertengahan tahun 2022 ini, Kabupaten Rembang, telah terjadi gempa bumi di dasar laut sebanyak 3 kali.
Kejadian pertama terjadi pada 21 Mei 2022, gempa berada di 65 kilo meter barat laut Rembang, dengan magnitudo 2,8 Skala Richter (SR) dengan kedalaman 10 kilometer.
Kejadian gempa ke-2 terjadi pada tanggal 22 Juni 2022, kejadiannya hampir sama dengan gempa di bulan Mei. Pasalnya, gempa berada di 51 kilometer barat laut Rembang, dengan magnitudo 2,8 SR dengan kedalaman 10 kilometer.
Terakhir, pada hari Selasa (13/9) kemarin, gempa berada di 157 kilometer barat laut Rembang, dengan kekuatan magnitudo 4,1 SR dengan kedalaman 123 kilometer.(Masudi)