REMBANG – Potensi bencana yang merata ke semua desa menjadi catatan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Rembang. Melalui badan penanggulangan bencana daerah (BPBD), mengimbau kepada pemerintah desa (pemdes) agar menganggarkan dana bencana dari APBDesa masing-masing.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Rembang Risangsoko.
Menurutnya, jika setiap desa memiliki anggaran untuk kebencanaan, maka desa tersebut tidak perlu menunggu untuk penanganan segala kemungkinan terjadinya bencana di wilayah setempat.
Ia mencontohkan, misal desa tersebut terjadi krisi air, maka anggaran tersebut juga dapat digunakan untuk membeli air untuk disalurkan kepada warga yang mengalami kekurangan air.
“Belum semua desa menganggarkan dana kebencanaan di anggaran di desa,” kata Risang kepada wartawan (08/09/2022) siang.
Menurut Risang, penganggaran dana kebencanaan penting, mengingat semua desa rawan bencana. Jika sudah dianggarkan, nantinya bisa mempermudah dalam penanganan.
Kerusakan yang sifatnya ringan dan mampu ditangani desa tidak perlu dengan anggaran pemerintah kabupeten. Sehingga hal tersebut sangat membantu sebagai bentuk antisipasi.
“Dari total 200 sekian, saat ini kami memiliki 9 destana (desa tangguh bencana). Kalau ini kita sedang mencoba mendorong. Destana yang sudah maju itu yang pertama Desa Kuangsan (Kaliori), dan Desa Lemah Putih (Sedan),” terangnya.
Lebih jauh dikatakan, setelah terbentuk desa tangguh bencana diharapkan dapat memperbanyak kader, sehingga semakin banyak warga yang paham penanganan bencana. (Asmui)