REMBANG – Walaupun saat ini, telah memasuki puncak musim kemarau, namun desa di Kabupaten Rembang, belum mengalami kekurangan air. Hal itu disampaikan sub koordinator logistik Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, kepada CBFM, hari Selasa (6/9).
Zaenal mengatakan belum adanya kekurangan air itu ditandai dengan belum adanya desa yang mengajukan permintaan pengedropan air bersih ke BPBD.
“Alhamdulillah sampai sekarang belum ada permintaan. Pemenuhan air bersih di Rembang, masih terkendali. Masih cukup,” Imbuhnya.
Ia mengungkapkan musim kemarau tahun 2022 ini dimungkinkan molor. Hal itu berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Kabupaten Rembang selalu molor. Pasalnya, jika daerah lain sudah mengalami musim hujan hingga terjadi bencana banjir. Di kota garam masih terjadi kekeringan.
Dirinya menyebutkan walaupun musim kemarau belum begitu terasa, Pemerintah Kabupaten Rembang telah menganggarkan pengedropan air bersih kepada masyarakat yang tertimpa bencana kekurangan air senilai Rp. 35 juta.
“Anggaran di APBD induk Rp. 50 juta. Namun di APBD perubahan dianggarkan 175 tangki atau setara dengan Rp. 35 juta,” Bebernya.
Zaenal mengungkapkan apabila nantinya terjadi musim kemarau panjang, sehingga anggaran untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga masih mengalami kekurangan, maka akan dimintakan kepada perusahaan-perusahaan untuk membantu lewat program Corporate Social Responsibility / CSR (tanggung jawab sosial perusahaan).
Desa yang biasanya sering langganan mengajukan air bersih di tahun-tahun sebelumnya menurut Zaenal Desa Ngotet Kecamatan Rembang dan Desa Pranti Kecamatan Sulang.(Masudi)