LASEM – Batik tulis asal Kecamatan Lasem atau biasa disebut batik tulis Lasem bakal menjadi cinderamata atau souvenir dalam Tourism Working Group (TWG) yang merupakan salah satu bagian dari rangkaian acara G20.
Motif batik tulis lasem yang akan digunakan sudah ditentukan. Produksi batik tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Asia Pacific Rayon (APR), Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha serta para perajin batik yang ada di Lasem.
Batik itu akan dibagikan kepada para istri menteri pariwisata yang akan hadir. Kolaborasi itu bertujuan sebagai bentuk mengenalkan Batik Lasem, agar semakin mendunia.
Salah seorang pengusaha batik Lasem, Santoso mengatakan, motif dari kain batik tulis Lasem yang akan digunakan sebagai cendera mata di perhelatan G20, menggunakan teknik tradisional, memakai bahan pewarna alami dan ramah lingkungan. Untuk motif yang dipilih yakni, motif latohan dan kricak.
Ia mengaku mendapat pesanan 100 helai kain batik Lasem untuk kegiatan Presidensi G20. Tetapi baru terkirim 60 helai. Sisanya masih dalam proses.
“Pewarna yang dipilih memiliki sejumlah kelebihan. Salah satunya warna yang dihasilkan pada kain lebih terkesan kalem. Selain itu proses pembatikannya dinilai tidak mencemari lingkungan,” kata Santoso.
Proses pengerjaan satu kain batik tulis Lasem membutuhkan waktu seminggu lebih. Karena pembatik harus menggambar pola pada kain mori, hingga pewarnaan, mencuci, hingga proses pengeringan.
Diperkirakan, proses pewarnaan membutuhkan waktu yang paling lama. Karena bahan pewarna yang digunakan menggunakan bahan alami. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, proses pewarnaan harus berulang-ulang agar mendapatkan warna yang maksimal. (Asmui)