Kemandirian yang dibangun Angga Dwi Arifian (26) bisa menjadi panutan. Di tengah kesibukannya bertugas sebagai anggota polisi Republik Indonesia (Polri), dirinya mampu membagi waktunya dengan berternak lele.
Ada 6 kolam lele miliknya yang dibangun di halaman depan rumah asramanya tepatnya di desa. Dengan lahan yang minimalis, dirinya mampu membesarkan ribuan lele dengan sistem bioflok atau kolam terpal berbentuk bulat dengan kerangka besi.
Angga sapaan akrabnya menyampaikan awal mula dirinya memilih terjun ke dunia ternak lele karena melihat peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Dimana tingkat komsumtif masyarakat terhadap ikan lele terbilang cukup tinggi.
Selain itu, lanjut dia, ternak lele juga bisa dilakukan dilahan yang tidak terlalu luas atau di lahan sempit. Perawatannya pun tergolong relatif mudah ketimbang ikan air tawar lainnya seperti gurame, nila, dan bawal.
“Lele itu kalau di Rembang atau khususnya di Lamongan itu memiliki harga jual tinggi. Karena untuk mengonsumsi lele itu murah, jadi incaran kalangan menengah kebawah,” kata dia.
Ditengah kesibukannya sebagai polisi, dia hanya perlu memberikan pakan lele pada pagi dan malam hari. Waktu luang yang dimilikinya dirasa cukup untuk merawat 5 kolam dengan jumlah lele sebanyak 12.500 ekor.
“Kasih makan kan 2 kali, kalau pagi hari sebelum apel kita kasih makan. Terus nanti kasih makan yang ke 2 pada malam hari pas sudah longgar,” ucapnya.
Anggota polisi berpangkat Briptu itu mengaku baru 3 bulan menjalani usaha ternak lele. Namun dirinya sejak duduk di bangku SMP kelas IX sudah pernah menekuni budidaya lele dengan jumlah 12 kolam dirumahnya di Kabupaten Purwodadi.
Berbekal pengalaman dan ilmu yang ia pelajari secara otodidak sejak kecil itulah, dirinya kini mampu melaju tanpa kendala. Bahkan 5 hari lagi ia akan mencicipi hasil panen ikan lele pertamanya yang saat ini sudah diincar oleh tengkulak.(Dari Rembang Rendy melaporkan)