KALIORI – Sedekah bumi Dusun Pentil, Desa Gunungsari, Kecamatan Kaliori, Minggu (9/7), dimeriahkan dengan balap kuda. Kegiatan yang dilaksanakan di Lapangan Desa Gunungsari itu diikuti 12 kuda.
Panitia pacuan kuda, Yohan Priyanto mengatakan dalam kegiatan itu berhasil dimenangkan oleh kuda Nona Whizky dari Wonogiri, disusul kuda Hidalgo dari Boyolali dan Romadon dari Jawa Timur sebagai juara ke-2 dan juara ke-3.
“Panitia menyiapkan hadiah dengan total Rp 20 juta,” imbuhnya.
Ia menambahkan di dipilihnya kuda dari luar kota karena untuk menghibur masyarakat setelah lama tidak melihat pacuan kuda. Selain itu kuda-kuda lokal telah dipertandingkan dalam kegiatan yang sama di Dusun Trabalan, Desa Karangsari, Kecamatan Sulang.
Ketua Panitia sedekah bumi, Novan menyebutkan pihaknya sebenarnya mendatangkan 13 kuda, namun ada 1 kuda putih sehingga tidak ikut dipertandingkan.
“Gara-gara warnanya putih. Karena soalnya di sini konon sih kata-katanya orang jaman dulu. Kuda putih tidak boleh dimainkan di desa kita,” ujarnya.
Kuda-kuda yang dipertandingkan menurut Novan berasal dari Solo, Salatiga, Semarang dan Tuban, Jawa Timur.
Secara terpisah, salah satu sesepuh Dusun Pentil yang tidak ingin disebutkan namanya menerangkan kuda putih merupakan kuda tunggangan pendiri dusun setempat. Sehingga ketika dalam pacuan kuda, ada kuda putih yang bertanding, maka akan terjadi musibah.
“Dulu ketika lapangannya masih di selatan dusun ini, di Dusun Tempel, Desa Tlogotunggal, Kecamatan Sumber. Pada saat main, ada penonton yang menjadi sasaran amukan kuda. Selain itu, ketua panitia tidak akan berumur panjang. Sehingga ketika sedekah bumi berikutnya dipastikan sudah meninggal dunia,” bebernya.
Selain balap kuda, dalam kegiatan sedekah bumi di pusat Desa Gunungsari itu, panitia telah menyiapkan beberapa acara untuk memeriahkannya dengan menggelar pementasan ketoprak di Pasar Dusun Pentil, Minggu (9/7). Pertandingan turnamen sepak bola yang digelar selama sepekan di Lapangan Desa Gunungsari.
Ditutup dengan Pentil Bershalawat bersama KH. Syarofudin Ismail Qoimas di Lapangan yang berada dekat dengan SMP Negeri 2 Kaliori.(Masudi/CBFM)