Tebing longsor menghantam rumah warga di Desa Ngroto, Kecamatan Pancur, Minggu malam (12/02) sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Akibatnya satu rumah rusak sedang karena dihantam matreal tanah bercampur batu.

Rumah yang tertimpa longsor milik Sumardi, warga RT 04 RW 04. Ada dua bagian rumah yang rusak, yaitu ruang tamu dan belakang. Akibat kejadian ini, istri Sumardi, yaitu Mudrikah mengalami luka di bagian kaki akibat tertimpa reruntuhan. Panjang longsor sekitar 5 meter, dengan ketinggian 2,5 meter.

Kades Ngeroto, Salim saat dikonfirmasi membenarkan hal itu. Menurutya, penyebab longsor diduga karena material tebing yang dibangun dengan menggunakan batu putih disusun (kumbung) kurang kuat.

Kumbung hanya ditata tanpa menggunakan kawat, seperti penataan kumbung pada umumnya. Saat longsor terjadi, wilayah Desa Ngeroto sedang diguyur hujan lumayan deras.

“Itu kumbung pondasi tebingnya, memang menurut saya kurang kuat karena tidak ada kawatnya. Saat kejadian sini memang hujan mas tapi lumayan,” kata Salim.

Kepala Bidang Kedaruratan Logistik dan Rehabilitas Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dwi Agung Prasetyo mengatakan, pihaknya terus melakukan siap siaga bencana cuaca ekstrim sepanjang Februari tahun ini.

Mereka akan bergerak membantu masyarakat ketika ada warga atau kejadian bencana alam yang perlu segera dilakukan penanganan dengan cepat.

“Kesiapan kami selama ini dari BPBD melalui Satgas dan kerjasama masyarakat kita sudah bersinergi,” Kata Prasetyo.

Kesiap siagaan yang dilakukan oleh BPBD meliputi memetakan 59 desa, 12 kecamatan di Kabupaten Rembang masuk wilayah rawan longsor. Meski demikian, hanya ada dua kecamatan yang tidak berpotensi longsor, yakni Kecamatan Sarang dan Kaliori.

Selain dua kecamatan tersebut, semuanya memiliki desa yang berpotensi longsor. Kecamatan paling banyak memiliki desa rawan longsor adalah Kecamatan Pancur dengan jumlah 14 desa. Karen lokasinya berada di perbukitan.

Desa rawan longsor di Pancur meliputi Karaskepoh, Tuyuhan, Pancur, Warugunung, Criwik, Ngulangan, Banyuurip, Wuwur, Kedung, Kalitengah, Johogunung, Sidowayah, Trenggulunan, serta Ngeroto.

Kecamatan lainnya yang wilayahnya rawan longsor yaitu Kecamatan Sale tiga desa, yaitu Desa Bitingan, Tengger serta Desa Ngajaran. Untuk Kecamatan Sumber hanya Desa Pelemsari yang rawan longsor.

Kecamatan Bulu ada dua desa yaitu Kadiwono dan Karangasem. Kecamatan Gunem ada empat desa, yaitu Timbrangan, Dowan, Kajar dan Pasucen. Kecamatan Pamotan ada dua, yaitu Desa Joho dan Mlagen.

Kecamatan Sedan ada delapan, yaitu Candimulyo, Ngulahan, Pacing, Sedan, Karangasem, Dadapan, Kumbo serta Lemah Putih. Kecamatan Lasem ada tujuh, yaitu Bonang, Sendangasri, Gowak, Ngargomulyo, Sendangcoyo, Kajar, serta Selopuro.

Kecamatan Kragan ada empat desa yaitu Tanjungsari, Terjan, Sendang dan Watupecah. Kecamatan Sluke ada tujuh desa, yaitu Sanetan, Sendangmulyo, Bendo, Trahan, Rakitan, Labuhan serta Manggar.
Kecamatan Rembang ada tiga, yaitu Kedungrejo, Tanjungsari dan Sumberjo. Kecamatan Sulang ada empat, yaitu Tanjung, Kebonagung, Korowelang dan Pedak. (Asmui)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Pelaku Pencabulan Jalanan Babak Belur Dihajar Warga

Warga geram dengan ulah seorang pemuda asal Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora. Dia…

Daftar Kejadian Bencana Alam di Kabupaten Rembang 2021

Sepanjang 2021 terjadi beberapa bencana alam yang menyambangi sejumlah wilayah di Rembang.…

Tidak Ada Tanda Kekerasan Pada Tahanan Asal Jakarta Yang Meninggal di Rutan Rembang

Rumah Tahanan (Rutan) kelas II B Rembang menegaskan tidak ada tanda kekerasan…

Truk Rem Blong di Turunan Lampu Merah di Balikpapan Ternyata Pernah Terjadi di Rembang

Masih dijumpai truk bersumbu besar melintas angkutan barang melintas di jalan dalam…