REMBANG – Islam nusantara sebetulnya membangun percaya diri untuk membuat inisiatif baru. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, kepada wartawan, di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Kelurahan Leteh, Kecamatan Rembang, Hari Selasa (24/1).
Kiai Yahya mengatakan Islam Nusantara adalah cara menyuntikkan nafas Islam ke dalam budaya nusantara, seperti yang dilakukan oleh Wali Songo ketika syiar Islam di tanah Jawa.
“Kayak Wali Songo dulu itu, yang namanya wayang asline tata lahire kan maksiat. Tapi ndak takut. Bukan berarti harus diberantas,” imbuhnya.
Gus Yahya menambahkan dulu ketika ada orang meninggal dunia, untuk meramaikan rumah si mayit, para tetangga melekan dengan bermain kartu. Namun oleh ulama terdahulu, acara melekannya masih tetap dilestarikan. Tetapi kegiatan main kartu, diganti dengan membaca tahlil.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin itu mengajak kepada umat Islam utamanya warga nahdliyin supaya jangan takut membuat inisiatif baru utamanya menyikapi tumbuhnya kesenian baru. Jangan terpaku dengan menghukumi sesuatu dengan fiqih.
“Jangan menghukumi musik rock itu halal apa haram. Misalnya itu. Tantangan kita, bagaimana menginfuskan Islam ke dalam musik rock. Apa bisa? Nyatane wayang isa kok. Keplek isa dadi tahlilan kok. Apa susahnya musik rock disuntik dengan Islam?” tuturnya.
Kakak Kandung Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas itu menyebutkan salah satu yang berhasil menyuntikkan Islam ke dalam seni yaitu Rhoma Irama. Pasalnya, bisa memasukkan kalimat tauhid ke dalam syair lagu Dangdut. “Tiada tuhan selain Allah”.(Masudi/CBFM)