KALIORI – Prevalensi angka kasus stunting di Kecamatan Kaliori, masih sebanyak 13 persen. Hal itu disampaikan oleh Camat Kaliori, Desti Muryadi, saat pembukaan pelatihan Tim Pendamping Keluarga (TPK), di KPRI Rejeki, hari Senin (13/3).

Camat Kaliori mengatakan masih tetapnya angka stunting sebanyak 13 persen dikarenakan tingkat kunjungan bayi ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di desa setempat, kurang maksimal.

“Kami sering melakukan mini loka terkait evaluasi kegiatan penurunan stunting. Di Miniloka kemarin, disampaikan Bu Dokter, angka stunting masih di angka 13%. Karena menurut kami disebabkan tingkat kedatangan ke posyandu masih kurang maksimal. Dari sasaran sekitar 85% rutin melakukan kunjungan ke posyandu,” imbuhnya.

Desti mengungkapkan untuk mengurangi angka stunting di Kecamatan ujung barat Rembang itu dengan mengajak keluarga yang punya balita, supaya rutin datang ke posyandu sesuai jadwal kunjungan yang ditetapkan desa. Salah satunya pengelola Posyandu menyediakan door price bagi pengunjung.

Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kecamatan Kaliori itu menerangkan berdasarkan verifikasi dan validasi oleh TPK, di akhir tahun 2022 lalu, dari keluarga sasaran sebanyak 8.480 yang beresiko stunting 7,6 persen.

Ketua TPPS Kabupaten Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro’ membenarkan Kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Pati ini, tidak masuk dalam 11 kecamatan prioritas penanganan stunting di Kabupaten Rembang, karena jumlah keluarga beresiko stunting cuma 7,6 persen.

“Di Kaliori, masih ada 642 keluarga beresiko stunting. Tidak banyak jika dibandingkan dengan keluarga sasaran 8.400an. Jadi cuma 7,6%,” tuturnya.

Wakil Bupati Rembang itu berharap walau kasus stunting di Kaliori rendah, namun kader TPK jangan berleha-leha.

Hal senada juga disampaikan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Rembang, Prapto Raharjo berharap kepada kader TPK supaya tidak keder. Tetapi kader yang kokoh dan kuat.

“Tantangan di lapangan akan begitu berat. Menghadapi masyarakat, akan begitu berat. Oleh karena itu, jadilah kader yang tidak keder menghadapi tantangan,” ujarnya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Rembang tersebut meminta agar kader TPK bekerja dengan sebaik-baiknya. Pasalnya, kader TPK terdiri dari tim penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, bidan desa dan kader Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD).(Masudi/CBFM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Gus Wabup : Rembang Jadi Etalase NU

Wakil Bupati Rembang H M Hanies Cholil Barro’ (Gus Hanies) meminta kader…

Wabup Minta Sekretariat DPRD Optimalkan Publikasi Kerja Anggota Dewan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rembang mempunyai tugas besar untuk mengatasi…

Drupoh, Tradisi Unik Saat Panen Duku Woro

Desa Woro Kecamatan Kragan terkenal dengan buah dukunya atau masyarakat biasa menyebutnya…

Gus Hanies: Bangunan Gedung Harus Ramah Difabel

Pemerintah Kabupaten Rembang berupaya membuat akses ramah difabel saat membangun gedung. Hal…