KALIORI – Musim kemarau seharusnya menjadi berkah bagi petani garam di Kabupaten Rembang. Sebab, proses pembuatan garam yang mengandalkan panas terik matahari di musim kemarau seperti ini seharusnya petani garam bisa panen dengan maksimal.
Namun kondisi tersebut tidak dirasakan petani garam di Desa Tambakagung, Kecamatan Kaliori. Di musim kemarau seperti ini justru air laut yang menjadi bahan baku pembuatan garam tak bisa mengalir ke tambak para petani.
Upaya pengerukan parit yang digunakan untuk mengalirkan air laut ke area tambak menggunakan alat berat juga telah dilakukan kelompok petani garam setempat. Namun air laut yang mengalir tak cukup banyak dan diprediksi hanya bertahan 1 minggu.
Salah seorang Petani garam di Desa Tambakagung, Rumadi (62) menyampaikan musim kemarau tahun ini merupakan yang terparah yang dirasakan olehnya. Sebab air laut sama sekali tak bisa mengalir sampai ke tambak petani.
Para petani sudah berupaya iuran untuk menyewa alat berat guna mengeruk parit aliran air laut. Namun upaya tersebut hanya sia-sia, sebab air laut masih tak bisa mengalir banyak.
“Mungkin ini faktor alam, padahal yang dari laut sana sudah dikeruk sampai sini, ternyata masih tidak bisa masuk,” kata dia.
Dirinya mengungkapkan, kondisi seperti ini pernah terjadi pada kemarau tahun 2019-2020. Untuk tahun 2021-2022 menurutnya masih aman sebab masih sering terjadi hujan meski masuk bulan kemarau.
Saat ini Rumadi hanya bergantung pada air laut yang tersisa di tambaknya. Jika masih tidak ada air, maka dirinya terpaksa berhenti untuk memproduksi garam sementara waktu.
“Kondisi seperti ini para petani mengeluh, gimana lagi kalau tidak ada air yang menganggur. Tidak bisa kerja sampai nunggu air masuk,” terangnya.
Dirinya menambahkan, kondisi tersebut juga diperparah dengan harga garam yang kian hari kian menurun karena panen garam petani lainnya yang melimpah di musim kemarau. Harga garam tertinggi sebelumnya mencapai Rp. 4.000 hingga 5.000 per kilogram. Saat ini turun drastis hingga di angka sekitar Rp. 1.000 per kilogram.(Rendy/Msd/CBFM)