209 anak di Kabupaten Rembang yang telah dan rentan putus sekolah kembali dapat mengenyam pendidikan. Mereka yang berasal dari enam kecamatan itu menerima bantuan sosial khusus.
Abdul Baasitd, PIC Gaspol 12 mengatakan jumlah tersebut merupakan jumlah anak yang kembali sekolah sejak tahun 2021, sampai dengan Desember 2022.
Untuk tahun 2023 ini pada bulan April akan dilakukan rekonfirmasi atau sebuah pernyataan anak putus sekolah agar mau kembali ke sekolah. Rekonfirmasi akan dilakukan untuk anak di Kecamatan Rembang, Sulang, Lasem dan Kecamatan Sluke.
“209 itu mulai 2021 akhir, mulai pilot project kan Oktober 2021 sampai Desember 2022 ini 209 yang sudah kembali sekolah,” jelasnya.
Program Gaspol 12 tahun di launching pada tahun 2021. Kata Baasitd ada 4 desa sebagai pilot projeck program untuk mengembalikan anak putus sekolah agar mau melanjutkan pendidikan kesetaraan maupun pendidikan formal.
Kemudian pada tahun 2022 progras Gaspol 12 tahun diperluas ke 132 desa di 6 kecamatan, dan berhasil mengembalikan ratusan anak putus sekolah kembali belajar.
“Pilot project nya hanya 4 desa tahun 2021, replikasi di tahun 2022 132 desa, untuk Kecamatan Sarang, Sedan, Kragan, Pancur, Pamotan dan Kecamatan Sumber,” tambahnya.
Sedangkan untuk tahun 2023 ini program Gaspol 12 tahun menyasar 82 desa di empat Kecamatan. Yakni Kecamatan Rembang, Lasem, Sluke, dan Kecamatan Sulang.
“Tahun 2023 ada 4 Kecamatan yang menyasar 82 desa yang ada di Kecamatan Rembang, Lasem, Sluke, dan Kecamatan Sulang. Sampai saat ini masih dalam tahapan pendataan SIPP,” bebernya.
Rata-rata faktor yang membuat anak putus sekolah adalah karena permasalahan ekonomi, memilih bekerja, manikah usia anak, dan dibully. Alasan tersebut diutarakan oleh mereka saat dilakukan pendakatan oleh tim yang dibentuk Pemkab Rembang.
Jumlah paling banyak anak terdapat putus sekolah yakni di Kecamatan Sarang dan Kragan. Sedikitnya ada 100 anak dikembalikan ke sekolah pada 2022 lalu.(Asmui/Msd)