Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rembang mencatat ada tiga orang meninggal dunia akibat Demam Berdarah (DB) hingga Mei ini. Sedikitnya ada 200 pasien diagnosa dengue (DD), 77 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), dan empat kasus shock syndrome (DSS), selama lima bulan ini.
Data itu diperoleh dari 17 puskesmas di Kabupaten Rembang. 3 kematian kasus infeksi Dengue terjadi di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Rembang 1 dan Rembang 2. Lalu satu kasus yang sama terjadi di puskesmas wilayah Kecamatan Sluke.
Meski demikian, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), Ali Syofi’i mengklaim trend kasus infeksi DB tidak terjadi peningkatan. Hanya saja beberapa waktu lalu kasus DB sempat mencuat akibat ada satu anak yang meninggal akibat DB.
“Sebenarnya peningkatannya tidak terlalu tinggi. Hanya saja kemarin sempat mencuat ada anak yang meninggal akibat DB. Sekali lagi memang ini mindset kita semua bahwa DB ini juga penyakit yang membahayakan dan bisa berdampak pada kematian,” bebernya.
Terkait mewabahnya DB, ia meminta semua pihak untuk tetap waspada. Apalagi menghadapi musim yang kondisinya tidak jelas, saat ini.
“Kami berharap seluruh masyarakat untuk waspada terkait DBD. Apalagi situasi musim tidak jelas. Sudah masuk kemarau, tetapi masih ada hujan di sana sini. Diharapkan masyarakat meningkatkan kewaspadaan,” ungkapnya.
Berdasarkan data dari Dinkes Rembang, kasus DB paling banyak di wilayah puskesmas Lasem. Dengan diagnosa 26 DD, 77 DBD dan 4 DSS. Menyusul puskesmas Sluke, diagnosa 25 DD, 16 DBD dan 1 DSS. Kemudian puskesmas Sumber diagnosa 25 DD, 8 DBD dan DSS.
Berikutnya puskesmas Rembang 1, diagnosa 20 DD, 10 DBD dan 1 DSS. Selanjutnya puskesmas Sedan diagnosa 14 DD, dan zero DBD dan DSS. Lalu puskesmas Kragan 2 diagnosa 14 DD, 2 DBD dan 0 DSS.(Dari Rembang Rendy Teguh Wibowo melaporkan)
