REMBANG – 1 abad Nahdlatul Ulama (NU) sebagai refleksi mengenang kembali kebangkitan ulama di Indonesia, 100 tahun lalu. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, kepada wartawan, saat berkunjung di kediamannya, baru-baru ini.
Kiai Yahya mengatakan NU lahir itu karena keberanian Kiai Abdul Wahab Hasbullah, dalam menawarkan inisiatif baru. Pasalnya, setelah lebih dari seribu tahun, konstruksi peradaban Islam, didominasi oleh aktor-aktor politik. Sehingga keruntuhannya pasca Perang Dunia yang pertama, muncul inisiatif Kiai Abdul Wahab, memulai perjuangan memimpin inisiatif peradaban oleh ulama bukan politisi.
“Mana ada organisasi ulama sebelumnya. Ulama kok berorganisasi. Keberanian luar biasa itu. Di dalamnya ada makna yang mendalam. Setelah lebih dari 1.000 tahun, konstruksi peradaban Islam itu, didominasi oleh aktor-aktor politik,” imbuhnya.
Kiai Yahya menjelaskan salah satu tantangan NU ke depan harus secara mutlak setia kepada titik tolak Islam.
“Semua ini untuk Islam. Semuanya ini berangkatnya dari Islam. Tapi dengan keberanian untuk menata kemungkinan-kemungkinan baru dalam dinamika Islam. Karena ini orang kadang-kadang ada kesan seolah-olah NU ini pahamnya kebangsaan. Ndak. NU ya Islam. Niate niat Islam. Kenapa terstruktur terhadap bangsa ya itu Islam. Islam yang memberikan sumbangan konstruktif kepada peradaban umat manusia,” ujarnya.
Gus Yahya menerangkan untuk menyambut 1 abad berdirinya organisasi yang berlogo gambar jagad itu, PBNU memiliki 9 kegiatan.
Kakak kandung Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas itu menyebutkan beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan yakni NU Women, Religion Twenty (R20), NU Tech, dan Festival Tradisi Islam Nusantara.
Lalu ada kegiatan yang akan segera digelar yaitu Porseni NU, NU Festival, Anugerah Tokoh An-Nahdlah, Muktamar Internasional Fiqih Peradaban, dan Resepsi Puncak Peringatan Harlah 1 Abad NU di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.(Masudi/CBFM)